MALANG, Prodi D4 Agribisnis Vokasi UMM – Kuliah perdana Prodi D4 Agribisnis Unggas Vokasi UMM dimulai. Bertempat di GKB (gedung kuliah bersama) IV lantai 4, kuliah diawali dengan mengundang pemateri dari pelaku dudi (dunia industri).
Kali ini dihadirkan Bashori, S.Pt., selaku Dirut CV Karunia PS, sebuah usaha yang bergerak di bidang trading ayam petelur, khususnya pullet.
Didampingi moderator Slamet Supriyadi, S.Pt., alumnus Faptetrik (Fakultas Peternakan – Perikanan) UMM itu membongkar rahasia suksesnya.
Bashori mengatakan, membangun kesuksesannya selama ini tidak dengan perjalanan santai, atau berleha-leha. Semua dimulai sejak ia menjadi mahasiswa.
”Saya bukan mahasiswa yang hanya mengenal kos, kampus dan kantin,” ujar pria berusia 38 tahun tersebut.
Saat menjadi mahasiswa ia sudah piawai memanfaatkan peluanp-peluang bisnis. Pernah ada momen Pimnas mahasiswa di kampus UMM, ia berjualan susu.
Baginya, rasa malu itu urusan kesekian. Karena untuk sukses butuh mengasah mental.
Seperti bertemu banyak orang dan menawarkan dagangannya.
Bashori sejak mahasiswa juga sudah menikmati gaji. Ketika itu ia bekerja sembari kuliah di salah satu dosennya yang kebetulan memiliki usaha peternakan.
Kesibukan yang tidak semua mahasiswa mau melakukan itu menumbuhkan rasa bangga juga senang.
Karena selain mendapatkan gaji, ia juga mendapatkan fasilitas kendaraan mobil sebagai modal opersional kerja.
”Bermental bisnis lah sejak kuliah. Tempel dosen-dosen yang kalian anggap aktif. Apalagi kalian materi pembelajarannya 80 persen di lapangan. Manfaatkan sebaik mungkin,” kata Bashori.
Lebih penting lagi Bashori berpesan kepada anak-anak muda itu, agar tidak menghabiskan waktunya sia-sia. Semacam nongkrong yang tidak bertujuan. Bahkan diwanti-wanti, jangan sampai kecanduan games online.
”Kalau kalian ingin menikmati sukses, bangun dari sekarang. Jangan cuma bermimpi,” tegasnya.
Ada tips lebih penting yang dibongkar Bashori di balik kesuksesannya. Yakni, rajin sedekah, rajin beribadah dan berjamaah.
”Saya tantang kalian kalau mau melakukan, saya yakin hidup kalian akan mengalami perubahan yang besar. Sholat dua rakaat sebelum Subuh. Lalu sholat Subuh berjamaah selama 40 hari tidak putus. Berat memang,” bebernya.
Pada sesi tersebut juga dibuka sesi tanya jawab. Salah satu mahasiswa menanyakan, bagaimana untuk memulai usaha kalau tidak memiliki mondal. Mahasiswa lain menyambung, apakah selama membangun usahanya tersebut pernah mengalami kegagalan.
“Bagaimana cara mengatasinya?” tanya salah satu mahasiswa tersebut.
Pria yang puluhan tahun malang melintang di dunia trading ayam itu menguraikan, memulai bisnis jangan memikirkan soal modal. Karena modal sesungguhnya itu terletak pada keberanian memulai.
”Lho bisnis saya ini malah nol modal lho. Saya dipercaya perusahaan peternakan untuk menjualkan ayam-ayamnya. Per bulan rata-rata 110 ribu ekor ayam,” ujarnya.
Terkait dengan pengalaman kegagalan, disampaikan Bashori, pada sebuah perjalanan itu tidak ada istilah hanya mulus-mulus saja. Kegagalan adalah hal yang wajar, baik skala besar maupun kecil.
Namun begitu, yang penting adalah cara menghadapinya. ”Pokok jangan dipikir, tapi dihadapi dan dicari solusinya,” tandasnya.
Sementara itu Sekretaris Fakultas Vokasi Dr Sri Budi Cantika Yuli, S.E., M.M., mengungkapkan, pembelajaran dengan menghadirkan “dosen” dari luar ini sesuai dengan target Vokasi.
Mahasiswa diharapkan bersentuhan langsung dengan pelaku usaha secara langsung. Cara ini akan melahirkan pengalaman lebih kompleks.
“Kami ini mencetak lulusan terapan, bukan ilmuan. Jadi, keterlibatan dudi sejak mereka maba (mahasiswa baru) itu penting sekali. Bahkan menjadi prioritas,” tegas Cantika.
Kaprodi D4 Agrisnis Unggas Ir Ali Mahmud, S.Pt., M.Pt., mengungkapkan, mahasiswa D4 Agrisbisnis Unggas tidak bicara soal budidaya tetapi bisnisnya. Sesuatu yang mampu mengubah nilai.
Dia mencontohkan pemateri Bashori yang merupakan adik tingkatnya di Fapetrik UMM.
“Mas Bashori itu pebisnis menjual ayam. Tidak perlu budidaya sendiri. Semua bisa dilakukan dengan bermitra,” kata Ali.
Kemampuan mengubah nilai sebuah barang ini, sambung Ali, yang membuka kesempatan lapangan kerja lulusan D4 Agribisnis Unggas seluas-luasnya.
Apalagi mereka masih dibekali sertifikat kompetensi. Hal ini yang menjadi unggulan lulusan Vokasi. Tak heran, kalau mereka akan cepat bekerja.
Baik menciptakan lapangan pekerjaan atau bekerja memenuhi permintaan pasar.
”Karena skillnya sudah terasah yang dipertanggungjawabkan dengan sertifikat kompetensi. Kami pun terus merancang model-model pembelajaran berbasis hands on. Bagaimana terampil dengan langsung nyemplung ke lapangan,” kata Ali.
Jurnalis
Rf-1