Malang - Dalam upaya memperkenalkan dunia agribisnis perunggasan kepada mahasiswa baru, Rafwan A., S.Pt., M.Pt., dosen Prodi Sarjana Terapan) gribisnis Unggas Fakultas Vokasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), memberikan pengalaman tak terlupakan. Ia mengajak para mahasiswa baru untuk mengunjungi salah satu peternakan ayam petelur terbaik di Kabupaten Malang.
Dengan langkah strategis dan penuh semangat, Rafwan ditemani oleh Noval, pemilik peternakan yang berpengalaman, memandu rombongan mahasiswa baru ke peternakan ayam petelur yang sudah beroperasi selama puluhan tahun di wilayah tersebut. Kunjungan ini bertujuan agar mahasiswa dapat lebih memahami secara langsung tantangan dan potensi dalam bisnis agribisnis perunggasan, khususnya dalam sektor peternakan ayam petelur.
Rafwan berbagi wawasan mendalam mengenai manajemen peternakan, aspek kesehatan ternak, dan strategi pemasaran produk hasil peternakan. "Kami ingin mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan dari buku teks, tetapi juga merasakan langsung realitas lapangan. Agribisnis perunggasan adalah dunia yang dinamis, dan pengalaman ini akan membantu mereka memahami kompleksitasnya," ujar Dosen berlatar belakang praktisi perunggasan tersebut dengan semangat.
Noval sebagai pemilik peternakan memberikan wawasan berharga tentang kunci keberhasilan dalam mengelola peternakan ayam petelur. Ini bukan hanya tentang produksi telur, tetapi juga mengenai keberlanjutan, kesejahteraan hewan, dan inovasi dalam agribisnis perunggasan, tambah Rafwan.
Mahasiswa baru pun merespon positif dan diberi kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan peternak dan pekerja di lokasi, menimba pengetahuan dari praktisi yang sudah berpengalaman dalam menjalankan usaha peternakan ayam petelur. Mereka juga diajak untuk melihat proses produksi mulai dari pemberian pakan, perawatan kesehatan hingga pengelolaan limbah.
"Ini adalah kesempatan yang luar biasa. Melihat secara langsung bagaimana peternakan modern dijalankan memberikan inspirasi dan pandangan baru tentang potensi dalam agribisnis perunggasan," kata salah satu mahasiswa baru dengan antusias.
Dalam pandangannya strategisnya, Rafwan menekankan pentingnya keterlibatan mahasiswa dalam pengembangan agribisnis perunggasan. "Mereka adalah generasi penerus yang harus memahami bahwa agribisnis perunggasan bukan hanya pekerjaan, tetapi juga sebuah misi untuk menjaga ketahanan pangan dan ekonomi nasional," tambahnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan mahasiswa baru tidak hanya menjadi pemaham teori tetapi juga memiliki wawasan praktis yang akan menjadi landasan kuat dalam menghadapi tantangan di dunia nyata setelah lulus nanti. Rafwan berharap agar lebih banyak program serupa dapat diadakan di masa depan, memperkuat koneksi antara dunia pendidikan dan industri agribisnis perunggasan.
Jurnalis
Rf-1