Penyakit Marek, ditandai dengan adanya limfoma invasif, adalah penyakit menular pada unggas yang disebabkan oleh alpha herpesvirus, atau virus Marek. Aksinya pada lisis limfosit B menyebabkan imunosupresi yang ditandai dengan penurunan jumlah limfosit aktif dan berat organ limfoid. Hal ini membuat unggas lebih rentan terhadap infeksi sekunder dan titer antibodi pasca vaksinasi tidak mencapai tingkat perlindungan.
Meningkatnya kerentanan ayam karena infeksi Marek telah menyebabkan kerusakan besar. Kerugian ekonomi akibat penyakit Marek dapat berkisar dari kematian dan keterlambatan pertumbuhan pada ayam pedaging hingga kematian dan penurunan
produksi telur pada ayam petelur. Kerugian ekonomi lebih besar karena mahalnya biaya vaksinasi dan pengendalian penyakit.
Sifat Virus Marek Dan Gejalanya
Prof Dr Wayan T. Wibawan, MS., selaku guru besar Fakultas Kedokteran Hewan IPB University mengatakan, penyakit Marek memiliki beberapa ciri unik dimana virus Marka bersifat cell-bound dan kronis. Dengan masa inkubasi yang sangat lama, bahkan lebih dari sebulan, penyakit Marek sangat berbahaya bagi peternak unggas.
“Virus ini terkadang menyerang ayam muda, tetapi penyakit Marek sendiri baru muncul beberapa bulan kemudian. Pada produsen atau ayam petelur, penyakit ini bisa terjadi sebelum bertelur atau saat bertelur yang jelas sangat merugikan,” jelasnya saat tim Poultry Indonesia berkunjung ke kediamannya di Bogor beberapa waktu lalu.
Ayam yang terjangkit penyakit Marek biasanya mengalami kekurusan atau penurunan berat badan yang ekstrim akibat penyakit Marek yang bersifat kronis dan menyebabkan ayam makan lambat sehingga terlihat kurus.Selain itu, Wayan juga mengatakan bahwa Mark mungkin memiliki gejala lain seperti kelumpuhan jika mengenai saraf.
“Dalam kasus Marek yang terkena saraf, sayap ayam akan terkulai dan kaki tidak lurus karena salah satu ciri penyakit Marek adalah pembengkakan saraf siatik,” jelas pria yang akrab disapa Wayan ini.
Perubahan Patologis Diidentifikasi
Manifestasi penyakit Marek adalah tumor pada jaringan tertentu seperti saraf, otot jantung, prominensa, dan otot rangka lainnya. Tumor virus marek dapat disebabkan oleh tumor lain seperti B. leukemia, yang terlihat jelas pada otopsi.
“Leukemia ayam termasuk leukemia limfositik, leukemia myeloid dan eritroblastosis. Namun, pola tumor berbeda pada setiap leukemia.Tumor Marek bersifat lokal, sedangkan tumor leukemia menyebar. Dengan leukemia, hati ayam membesar karena pembengkakan umum. "Sebaliknya, tumor Marek berbentuk seperti benjolan," jelasnya.
Otopsi juga menemukan bahwa cincin itu membesar karena jaringan kanker. Karena tumor penyakit Marek terlihat seperti nodul, nodul ini dapat terlihat di atrium dan jantung dimana nodul tersebut terletak di otot jantung. Wayan juga mengatakan, bintil kanker penyakit Marek juga ditemukan pada folikel rambut yang menonjol dan tampak bengkak.
“Ada juga nodul di hati, yang berbeda dengan leukemia limfositik. Pada leukemia limfositik, hati membesar, menyebabkan penyakit hati yang parah. ”Namun, itu bukan penyakit Marek karena tumor Marek berbentuk nodular. Setidaknya Anda tidak melihatnya di lapangan," katanya.
Diagnosis dan Cacat Penyakit
Marek Beberapa tes dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis penyakit Marek. Wayan mengatakan, pemeriksaan tercepat adalah pemeriksaan anatomi dan histopatologi. Ini adalah hal terbaik, tercepat, dan paling tepat yang dapat dilakukan oleh dokter hewan setempat. Namun, pengujian molekuler menggunakan PCR dan imunohistokimia dapat digunakan untuk membantu menguatkan diagnosis, walaupun ini lebih rumit.
“Di lapangan, dokter hewan berpengalaman mampu mendiagnosis Marek secara akurat berdasarkan tanda klinis yang terlihat dan pemeriksaan patologis,” jelasnya.
Wayan kemudian mengatakan bahwa melahirkan penyakit Mark dapat menyebabkan kerusakan berbagai organ vital, pertumbuhan terhambat bahkan kematian, yang terjadi setiap hari. Kematian akibat kejatuhan Marek tidak langsung besar, tetapi terjadi setiap hari, sehingga kerugiannya bisa sangat besar, mencapai 30-40%.
“Penyakit Marek sangat mempengaruhi efisiensi produksi. Ketika produksi ayam normal mencapai 90% dalam 26 minggu dan serangan Mark, kapasitas produksi sangat rendah. Sayangnya, para petani tidak menyadari penyakit ini karena sudah kronis.Sesaat sebelum bertelur sudah terlihat gejala penyakit Marek, sehingga penyakit ini sangat merugikan secara ekonomi,” jelasnya.
Jurnalis POULTRY INDONESIA
Rf-1