MALANG – Upaya menembus pasar tenaga kerja global terus dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Kali ini, difasilitasi oleh Fakultas Vokasi UMM. Rupanya, upaya memantapkan prospek menembus pasar global itu mendapat atensi media Jepang, Nikkei.Inc.
Hal ini dibuktikan dengan keseriusan Nikkei.Inc yang mengirim jurnalisnya untuk melakukan wawancara khusus kepada pihak UMM, pada Jumat (19/7/2024).
Wawancara yang berlangsung di Kapal Garden Hotel itu, dihadiri langsung Wakil Rektor IV UMM, Muhamad Salis Yuniardi, PhD, dan Dekan Fakultas Vokasi UMM, Prof. Tulus Winarsunu. Turut hadir pula media Malang, yakni Tugumalang.id.
Mereka banyak membahas tentang prospek, peluang kerja di Jepang, dan strategi UMM untuk menembus pasar luar negeri.
Wakil Rektor IV UMM, Muhamad Salis Yuniardi, PhD, mengatakan mendorong keterserapan tenaga kerja di pasar global adalah tantangan baru. Terutama dalam menyiapkan lulusan yang profesional dan siap terjun ke berbagai tempat di berbagai negara.
Untuk itu, membuka peluang keterserapan kerja hingga ke luar negeri menjadi perhatian tersendiri bagi kampus. Hal ini seiring dengan target penerimaan mahasiswa baru yang meningkat sekitar 2,5 persen tiap tahun.
“Penerimaan mahasiswa baru terus meningkat 2,5 persen tiap tahun. Sedangkan saat ini, lapangan kerja semakin kompetitif. Karena itu, sebagai solusinya, kami kembangkan lapangan kerja ke luar negeri, termasuk Jepang,” katanya.
Dekan Fakultas Vokasi UMM, Prof. Tulus Winarsunu, MSi, menambahkan bahwa Fakultas Vokasi UMM banyak menggaet kerja sama dengan perusahaan internasional di berbagai negara, terutama Jepang.
Ada sekitar lebih dari 29 perusahaan yang tersebar di 17 prefektur di Jepang berhasil digandeng.
Menurutnya, negeri Bunga Sakura itu memiliki aspek yang unggul baik dari segi regulasi, fasilitas, pendapatan, hingga budaya kerja. Terlebih, faktor demografis menyebabkan berbagai sektor industri Jepang membutuhkan lebih banyak tenaga kerja yang memadai.
“Sebenarnya, semua negara peluangnya sama, tapi secara regulasi di Jepang lebih simple, jelas dan perlindungan kerjanya lebih bagus,” jelasnya.
Secara umum, sambung Prof. Tulus, UMM memiliki visi untuk memperpendek masa tunggu dari lulus untuk mendapat pekerjaan. “Maka kita buka semua pintu di semua negara, baik luar dan dalam negeri,” tegasnya.
Untuk mempersiapkan lulusan sebagai tenaga kerja yang profesional, UMM merancang pemetaan dari awal. Pemetaan itu, dibagi berdasarkan minat mahasiswa sejak awal masuk perkuliahan.
“Mahasiswa yang minat untuk ke Jepang, dari awal diarahkan untuk mengambil Bahasa Jepang, bukan saja Bahasa Inggris. Tak cuma itu, kami juga mengajarkan Bahasa Mandarin,” ungkapnya.
Pihaknya juga memakai konsep Teaching Factory (TEFA) dengan konsep pembelajaran bernama Factory Training and Production Collaboration Project. Artinya, mahasiswa dilibatkan secara konkrit dari hulu ke hilir dalam proses industri.
Ada program Training Center (TC) Vokasi UMM yang bermitra dengan PT OS Selnajaya Indonesia. UMM memiliki program CoE yang turut relevan dalam menyiapkan lulusan untuk langsung terjun di dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Selain Jepang, ratusan mahasiswa UMM juga banyak terserap bekerja di perusahaan-perusahaan internasional di banyak negara. Seperti Timur Tengah, Malaysia, Singapura, Jerman, Taiwan, dan lainnya.
Tulus menambahkan, terdapat dua skema ke luar negeri yang tersedia, ada G2G atau Government to Government yakni skema penempatan bersama pemerintah dan B2B atau Business to Business, adalah skema penempatan melalui mitra.
Ke depan, ia berharap praktik baik di Fakultas Vokasi UMM ini dapat menjadi percontohan bagi satuan pendidikan vokasi lainnya.
Untuk itu, berbagai skema lain untuk memperluas peluang kerja generasi ke luar negeri di berbagai bidang juga terus digodok. Dengan harapan, sepulang mahasiswa ini dari luar negeri, bisa memberi dampak yang besar dalam membangun masa depan Indonesia lebih baik.
Jurnalis
Rf-1 TUGU MEDIA
Let’s Join Us.!
Prodi Sarjana Terapan Agribisnis Unggas Vokasi UMM