Fakultas Vokasi UMM Bersiap Bangun Teaching Factory Start Up Merpati Pos di Malang

Minggu, 23 Juni 2024 12:34 WIB   D4 Agribisnis Unggas

MALANG – Prodi Sarjana Terapan (D4) Agribisnis Unggas, Fakultas Vokasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) akan membangun rintisan start up Merpati Pos. Bisnis baru ini tengah digodok bersama Perhimpunan Olah Raga Merpati Pos Racing Malang Raya atau Luchtbode.

Dekan Fakultas Vokasi UMM, Prof Dr Tulus Winarsunu MSi mengatakan, bisnis ini akan menjadi teaching factory yang dikelola secara mandiri oleh Prodi Agribisnis Unggas.

Tujuannya, sebagai media pembelajaran praktik mahasiswa sekaligus kontribusi nyata vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri.

“Kami ingin bangun start up dengan tiga skema dan bekerja sama dengan komunitas Merpati Pos khusus racing. Kami kira ini peluang yang bagus,” ujarnya.

Dengan begitu, dosen vokasi UMM akan mulai melakukan Research and Development (R&D) atau penelitian inovatif untuk menciptakan produk baru atau mengembangkan produk pakan yang akan berkualitas dan terjangkau.

“Itu akan bagus sekali. Akademisi vokasi tidak boleh hanya baca buku tapi kita bangun bersama unit usaha melalui jalur teaching factory. Jadi Prodi Agribisnis akan punya start up yang dikelola sendiri khusus menangani Merpati Pos dari berbagai sudut pandang, paling dominan di pakan,” jelas dia.

Baca juga: Kuliah Penuh Inspirasi dan Motivasi, Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Agribisnis Unggas Vokasi UMM Kuliah Langsung di Peternakan Ayam Petelur

Selanjutnya, dilakukan riset untuk menetapkan formula pemenuhan kebutuhan nutrisi dan kesehatan burung, terutama pada jenis Merpati Pos yang memang dilatih khusus untuk ikut perlombaan.

Komposisi nutrisi itu nantinya akan disematkan pada kemasan. Misal, jumlah lemak, energi, dan sebagainya. “Jadi dosen punya pengalaman dan ilmu sebagai akademisi dan dalam kewirausahaan,” tegasnya.

Untuk itu, tambah Prof Tulus, diperlukan kajian penting dari Prodi Agribisnis Unggas Vokasi UMM untuk segera mulai bergerak. Jika berjalan mulus, tidak menutup kemungkinan bisa dikaitkan dengan mata kuliah mahasiswa.

“Seperti breeding. Kemudian pakan, itu dari hulu ke hilir bisa kupas. Mulai komposisi, packaging, pesanan, pengiriman, sangat kompleks sekali. Termasuk mahasiswa yang terlibat itu bisa digaji dan dihitung,” terangnya.

Sehingga diskusi ini menjadi upaya bagus dalam menemukan peluang kewirausahaan bersama dunia usaha dunia industri untuk dikelola bersama. Produksi usaha ini nantinya akan ditempatkan kampus Vokasi UMM yang berlokasi di Jalan Raya Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

“Ini upaya bagus. Menemukan peluang ini tidak mudah. Saya yakin dan percaya membuat start up di Merpati Pos bisa kita kerjakan mulai sekarang. Pabriknya nanti di Karangploso,” paparnya.

Senada, Kaprodi Agribisnis Unggas Fakultas Vokasi UMM Ali Mahmud SPt MPt menyebut, teaching factory ini nantinya bisa dikelola bersama banyak pihak. Selain pakan, pihaknya juga membidik silsilah perkawinan Merpati Pos untuk memunculkan generasi unggul.

“Saya menangkap peluang untuk memunculkan bibit unggul. Kalau dikaitkan ke IoT (Internet of Things) kita buat silsilah yang berbasis android atau online. Dengan adanya 4.0 atau 5.0 ini, teknologi digital juga memungkinkan recording secara online. Jadi nanti cuma berbasis by barcode atau by click sehingga bisa mengetahui silsilah (merpati),” bebernya.

Merpati Pos, merupakan salah satu jenis merpati di Indonesia yang mempunyai daya indera dan kecerdasan sangat baik untuk membantunya kembali ke rumah. Dengan sifat atletis dan naluri yang tajam, merpati pos adalah penerbang yang cepat dan akurat.

Semakin kesini, Merpati Pos tidak cuma diminati sebagai binatang peliharaan dan hias. Namun kerap dilombakan antar-komunitas tingkat lokal, nasional, hingga ke luar negeri. Sehingga permintaan merpati pos terus tumbuh, termasuk di Malang.

Salah satu pengurus Luchtbode Muhti Subiyanto menyampaikan, peminat Merpati Pos di Malang terbilang banyak, ada sekitar dua komunitas. Di mana, dalam komunitas Luchtbode Malang sendiri ada lebih dari 150 orang yang ikut terlibat menjadi anggota.

Hanya saja, pada praktiknya, pemain atau peternak Merpati Posini memang memiliki beberapa kendala untuk membudidayakannya secara maksimal. Terutama, kebutuhan pakan berkualitas yang relatif tinggi.

“Ini perlu dipikirkan kembali bagaimana pakan bisa di-supply yang berkualitas tapi terjangkau, terutama grit yang menjadi isu,” jelasnya.

Ia menekankan bahwa bisnis merpati pun dirasa menjanjikan dan dikembangkan. Peluang industri merpati pos ini terbilang eksklusif bukan hanya di Indonesia tapi luar negeri seperti Taiwan. Sebab, cukup berbeda dengan merpati balap, merpati hias, dan sebagainya.

“Harapan kami, diskusi dengan Fakultas Vokasi UMM bisa membantu permasalahan seperti cara penyediaan bibit pakan, breeding untuk pemenuhan genetik, atau mungkin metode pelatihan merpati supaya bisa memberi kemampuan yang bagus saat terbang,” pungkas dia.

 

Jurnalis

Rf-1 TG-M

Shared: